Skip to main content

Peran Tak Bertepi Generasi Kini

http://surabaya.tribunnews.com/2015/11/08/peran-tak-bertepi-generasi-kini


Oleh : Luthfi Widagdo Eddyono
Anggota Indonesia-Turkey Research Community/tinggal di Istanbul
BERTEMPAT di Ali Emiri Kultur Merkezi, Istanbul, Turki,Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) di Istanbul mengadakan Indonesian Student Association in Istanbul Youth (ISAY) Forum 2015, Sabtu (31/10/2015).
Youth Empowerment and Entrepreneurship menjadi tajuk diskusi panel lintaskeilmuan ini.
Hadir Murat Daoudov, President of Middle East Development Network, sebagai pembicara kunci. Murat menjabarkan, sejatinya peran pemuda pada dunia tidak bertepi oleh globalisasi seperti sekarang ini.
Pembicara lain seperti Fardal Dalle Yılmaz, Merve Serire Topdas, Yesi Mariska, Yusuf A. Hermawan, Chris Kesihai, Abrar Zakki Effendi, dan Amer Maraqa meneguhkan tema yang diusung olehPPI Istanbul ini. Mereka adalah praktisi dan akademisi yang mumpuni di jejaringnya masing-masing.
Dilansir dari release panitia, peserta yang hadir tak hanya pemuda yang berdomisili di Turki, akan tetapi juga hadir peserta dari negara lain seperti Spanyol, Arab Saudi, dan Argentina. Pantas kiranya kesungguhan penyelenggara ISAY Forum Istanbul 2015 ini mendapat dukungan berbagai pihak, baik lembaga dan institusi, maupun bidang usaha.
Paling tidak tercatat Istanbul Buyuksehir Belediyesi, Istanbul Center for International Students, Gençlik Meclisi, Hitay, Indomie, Pesona Indonesia, Wonderful Indonesia, Ministry of Tourism Republic of Indonesia, dan Konsulat Jenderal Republik Indonesia di Istanbul menyemangati diskusi ini.
Selain dukungan Middle East Network, Türk Ocakları Bakırköy Şübe Başkanlığı, Rumah Zakat, ERED, Warung Nusantara, Gita Seni dan Budaya Indonesia, Turkest, dan Indonesia-Turkey Research Community.
Yang menarik dari kegiatan ini tentu tak hanya menjadi ajang bagi para pemuda untuk mengonsolidasikan peran dan kemampuannya, tetapi juga untuk menemukan hal-hal baru dan orisinil yang bermanfaat bagi diri dan lingkungannya. Tebrikler!

Comments

Popular posts from this blog

Ichibangase Yoshio, Bayang-Bayang Kemerdekaan Indonesia

Oleh Luthfi Widagdo Eddyono Saat ini sulit untuk mengetahui keberadaan Ichibangase Yoshio, padahal pada masa sebelum kemerdekaan Indonesia, dia adalah orang yang memiliki jabatan yang penting. Ichibangase Yoshio (namanya dengan menggunakan Ejaan Yang Disempurnakan [EYD] adalah Itibangase Yosio) berkebangsaan Jepang dan menjadi Ketua Muda ( Hoekoe Kaityoo ) atau Wakil Ketua Dokuritu Zyunbi Tyosa Kai atau Badan Penjelidik Oesaha Persiapan Kemerdekaan (BPUPK). BPUPK adalah sebuah lembaga yang diumumkan mula keberadaannya pada tanggal 1 Maret 1945 oleh Panglima Tentara Jepang, Kumaciki Harada yang pengangkatan pengurus dan anggota diumumkan (dilantik) pada 29 April 1945 oleh Yuichiro Nagano (pengganti Harada) bertepatan dengan hari ulang tahun Kaisar Jepang. BPUPK beranggotakan 62 orang dengan Ketua dr. Kanjeng Raden Tumenggung Radjiman Wedyodiningrat, serta Wakil Ketua Raden Pandji Soeroso dan Ichibangase Yoshio (anggota istimewa) dan terdapat terdapat tujuh orang an...

Resensi: INTEGRASI TEORI HUKUM PEMBANGUNAN DAN TEORI HUKUM PROGRESIF

Oleh Luthfi Widagdo Eddyono Judul Buku : Teori Hukum Integratif, Rekonstruksi Terhadap Teori Hukum Pembangunan dan Teori Hukum Progresif Penulis : Prof. Dr. Romli Atmasasmita, S.H., LL.M. Penerbit : Genta Publishing Tahun Terbit : Maret 2012 Jumlah halaman : XVI + 128 halaman Berdasarkan pemaparan buku ini, sejak tahun 1970-an hingga saat ini, paling tidak terdapat dua teori hukum asli Indonesia yang mempengaruhi perkembangan kajian dan praktik hukum di Indonesia, baik pada pemikiran, pembuatan, penerapan, maupun pada penegakannya. Dua teori itu yaitu Teori Hukum Pembangunan dan Teori Hukum Progresif. Teori Hukum Pembangunan diutarakan oleh Mochtar Kusumaatmaja, pakar hukum internasional dan juga mantan Menteri Kehakiman yang memasukkan teori tersebut sebagai materi hukum dalam Pembangunan Lima Tahun (Pelita) I (1970-1975). Pandangan Mochtar intinya mengenai fungsi dan peranan hukum dalam pembangunan nasional. Menurut Mochtar, semua masyarakat yang sedang membangun selalu ...

Laksamana Muda Maeda: Militer Jepang Pecinta Indonesia Merdeka

Oleh Luthfi Widagdo Eddyono                 Rear Admiral Tadashi Maeda atau yang lebih dikenal di Indonesia sebagai Laksamana Muda Maeda merupakan seorang perwira tinggi Angkatan Laut Jepang yang sangat berjasa bagi proses kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945. Bahkan sebelum dia berkontribusi menyediakan kediamannya di Jalan Miyako-Doori 1, Jakarta (sekarang Jalan Imam Bonjol Nomor 1, Menteng, Jakarta Pusat) bagi para pemimpin Indonesia dalam mempersiapkan proklamasi kemerdekaan (sekaligus memberi perlindungan bagi para aktivis kemerdekaan), Maeda yang sejak tahun 1942 telah menjabat di Indonesia sebagai perwira penghubung antara angkatan darat (Riku) dan angkatan laut (Kaigun) sempat “mendirikan” suatu sekolah atau institut politik yang diberi nama Asrama Indonesia Merdeka (Ashram of Free Indonesia) pada Oktober 1944 bagi para pelajar terpilih (Soerojo, 1988:16; Mrazek, 1994:249). Lahir pada 3 Maret ...