http://surabaya.tribunnews.com/2015/11/25/istanbul-marathon-2015-berlari-dari-asia-ke-eropa
Oleh: Luthfi Widagdo Eddyono
Anggota Indonesia-Turkey Research Community(ITRC)/tinggal di Istanbul
fb.com/luthfi widadgo eddyono
Anggota Indonesia-Turkey Research Community(ITRC)/tinggal di Istanbul
fb.com/luthfi widadgo eddyono
BERTEPATAN dengan penyelenggaraan the G20 Summit di Antalya Turki, Kota Istanbul sebagai pusat kebudayaan Turki juga menyelenggarakan kegiatan menarik yang selalu ditunggu setiap tahunnya, yaitu Istanbul Marathon 2015.
Diselenggarakan pada Minggu, 15 November 2015 lalu. Maraton ini terbilang unik karena melintasi dua benua, yaitu Asia dan Eropa melalui Boğaziçi Köprüsü atau lebih dikenal sebagai jembatan Bhosporus. Karenanya Istanbul Marathon tersebut kerap juga disebut sebagai the Eurasia Marathon.
Dalam penyelenggaraan yang ke-37, sejak diselenggarakan pertama kali pada tahun 1979 silam, selain menyelenggarakan lari maraton dengan jarak 42,195 Km, digelar juga pertandingan lari jarak 15 Km dan 10 Km.
Bagi yang ingin lebih bersantai, ada juga fun run yang dimulai dari jembatan Altunizade dan berakhir di daerah Dolmabahce, antara Besiktas Inonu Stadium dan Istana Dolmabahce yang merupakan pusat adminisitrasi pemerintahan kekaisaran Ottoman sejak 1853 hingga 1922.
Indonesia-Turkey Research Community (ITRC) mengikuti fun run tersebut. Bersama-sama dengan para pecinta olahraga yang ingin menikmati angin di selat Bosphorous, kegiatan ini sarat aktivitas budaya.
Tidak jarang kelompok atau komunitas masyarakat di Istanbul meneriakkan yel-yel kebanggaannya atau menari bersama. Bahkan ada juga yang memakai pakaian tradisional untuk menarik perhatian para pecinta fotografi atau warga yang ingin selfie.
Begitu ramainya peserta fun run, pada akhirnya kegiatan tersebut hanya menjadi fun walk (jalan santai) saja. Walau demikian, sebagaimana sambutan Wali Kota Istanbul, Kadir Topbas, dalam laman www.istanbulmarathon.org yang menyatakan, “running from Asia to Europe through the history of one of the oldest settlements in the world is what makes your efforts so rewarding,” memang terasa kesan dan pengalaman yang unik ketika melintasi dua benua, apalagi menjelang datangnya musim dingin di Istanbul.
Comments